Daftar Objek Wisata Kota Bogor

Daftar Objek Wisata Kota Bogor
Senin, 28 April 2008

Bogor memiliki banyak objek wisata yang menarik. Mengunjungi kota Bogor memiliki berbagai kesan yang mendalam, serasa mengunjungi kota masa lampau karena ada banyak peninggalan masa lalu, seperti: prasasti BatuTulis dan gedung-gedung peninggalan-peninggalan zaman penjajahan Belanda dulu.

Juga terkesan mengunjungi kota Ilmu Pengetahuan, karena disini kita menjumpai banyak perguruan tinggi ternama seperti IPB, Universitas Pakuan, UIK dan banyak lagi sekolah-sekolah kejuruan yang dikenal baik. Bahkan disini kita akan menjumpai banyak Institusi/ Lembaga Penelitian Ilmiah seperti: CIFOR dan Balai Penelitian Karet juga museum-museum yang banyak dikunjungi sepanjang tahun seperti: Museum Zoologi, Museum Etnobotani dan masih banyak lainnya.

Kesan lain sebagai kota jasa, kita dengan mudah menjumpai pusat-pusat perbelanjaan yang nyaman di Kota Bogor seperti: Eka Lokasari Plaza, Bogor Trade Mall dan Jambu Dua Mall. Tak kalah indahnya, kita masih bisa menikmati indahnya alam di kebun yang luas yaitu Kebun Raya Bogor dan sejuknya beberapa ruas jalan kota yang dinaungi pohon-pohon rindang, seperti ruas jalan Ahmad Yani dan ruas jalan Dr. Semeru.

Untuk mengetahui detail dari masing-masing objek wisata yang bisa dinikmati di Kota Bogor, klik link detail dari daftar nama objek wisata beikut:

Bogor has many interesting tourism objects. Visiting Bogor City will give us many deep impressions. such as visiting old memorable city, because here we find many ancient objects like Stone Incription and old buildings from dutch colonial era.

  1. Istana Bogor/ Bogor Presidential Palace Detail
  2. Kebun Raya Bogor/ Bogor Botanical Garden Detail
  3. Museum Etno Botani/ Etno Botanical Museum Detail
  4. Museum Zoologi/ Zoologicum Bogorienses Detail
  5. Museum Tanah/ Museum of Soil Detail
  6. Plaza Kapten Muslihat/ Kapten Muslihat Plaza (Tourism Information Centre) Detail
  7. Situ Gede/ Situ Gede Lake Detail
  8. Museum Pembela Tanah Air (PETA)/ Museum of Pembela Tanah Air Detail
  9. Museum Perjuangan/ Museum of Perjuangan Detail
  10. Rancamaya Detail
  11. Prasasti Batutulis/ Stone Incription Detail
  12. Gedung Bakorwil Detail
  13. Gedung Balaikota Detail
  14. Mesjid Raya Bogor Detail
  15. Hotel Salak Detail
  16. Gereja Katedhral Detail
  17. Klenteng Hok Tek Bio Detail
  18. Makam Raden Saleh Detail
  19. Mesjid Empang Detail
  20. Stasiun Bogor Detail

OBJEK WISATA KOTA PAYAKUMBUH DAN SEKITARNYA

RANDAI :

Randai merupakan salah satu jenis kesenian teater rakyat anak nagari Minangkabau. Biasanya, satu grup Randai berjumlah 14 sampai 25 orang pemain yang membawakan lakon dari cerita-cerita rakyat, seperti, Kati Alam, Samsudin, Siti Sabariah, Alam, Saedar Siti Janela dan lain-lain.

Secara teknis, Randai merupakan perpaduan antara tari, musik dan teater. Keunikannya terletak pada bentuk penyajian dengan bentuk pola lingkaran. Kedekatan antara pemain dan penonton menjadikan Randai sangat akrab dengan masyarakat Minangkabau.

Randai biasanya dimainkan dihalan atau dilapangan, sehingga penonton yang mengelilingi pemain tampak menjadi suatu kesatuan yang utuh. Dalam setiap penampilan, penonton boleh saja menyela dialog-dialog yang disampaikan paemain atau mungkin bersorak untuk memberikan gairah pemain seperti halnya lenong di Betawi.

It's a kind of folk theattales er consist of 15 until 25 participant in normally, ferfom the folk's tsales from Minangkabau such as : Kati Alam, Samsudin, Siti Sabariah, Alam, Saedar Siti Janela, etc.

Randai is a unique one, because at the performance showing in circumference. Feel close one to another make Randai become famaus in Minangkabau people. Presently at the yard or the field, make the actors and the audiance become one, In every ferformance, the audiance could interrupt the dialog and yelling just for g iving the spirit to actors, like lenong in Betawi.


Batang Tabik :

Pemandian Batang Tabik merupakan objek wisata pemandian alam dengan air yang sangat jernih dan sejuk, dikelilingi hamparan sawah dan pemandangan alam yang indah. Lokasi ini telah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda sebagai satu-satunya pemandian di Kabupaten Lima Puluh Kota dan Payakumbuh. Selain sebagai tempat pemandian dan rekreasi, airnya juga dimanfaatkan sebagai salah satu sumber air PDAM Kota Payakumbuh. Berada di Kenagarian Sungai Kamuyang dan dikelola oleh Kerapatan Adat Nagari (KAN). Menurut cerita orang-orang tua, air Batang Tabik ini bersumber dari Danau Singkarak. Mata air yang Tabik dari dalam tanah ini dibendung sehingga menjadi kolam dan kemudian dinamakan Batang Tabik, berjarak ± 5 km dari kota Payakumbuh, dipinggir jalan raya menuju Lintau.

JEMBATAN IBUH DAN TUGU RATAPAN IBU :

Jembatan Ibuh merupakan tempat dimana terjadi pembantaian anak nagari Payakumbuh oleh penjajah Belanda yang ditembak dan disiksa kemudian dilemparkan ke Batang agam di Jembatan tersebut. Kemudian dengan isak tangis para Ibu atau Bundo kanduang, maka dijadikanlah sebagai tonggak sejarah perjuangan rakyat Payakumbuh dengan membangun Tugu ratapan Ibu.

Kolam Renang Ngalau Indah :

Kolam Renang Ngalau Indah Berkelas Internasional yang dibangun untuk keperluan anak nagari dalam meningkatkan minat olah raga renang serta sebagai objek wisata. Kolam Renang tersebut diresmikan oleh Gubernur Sumatera Barat H. Gamawan Fauzi tahun 2006

Wisata Pulau Samosir


Kabupaten Samosir memiliki daerah-daerah potensi wisata yang berbasis pemandangan alam, wisata spiritual, wisata pertanian, wisata budaya dan perairan Danau Toba. Daerah-daerah rekreasi tersebut tersebar di berbagai wilayah Kecamatan antara lain :
Kecamatan Simanindo

Obyek Wisata Sejarah

Makam Raja Sidabutar, berada di Tomok, makam yang terbuat dari batu utuh tanpa persambungan yang dipahat untuk tempat peristirahatan Raja Sidabutar pengusa kawasan Tomok pada masa itu.

Batu Parsidangan, berada di desa Siallagan adalah batu yang disusun sedemikian pada masa pemerintahan Raja Siallagan untuk tempat mengadili dan mengeksekusi para kriminal.

Museum Huta Bolon, tempat penyimpanan benda-benda kuno orang Batak

Obyek Wisata Seni dan Budaya

Pertunjukan Sigale-gale, berada di Tomok adalah kesenian rakyat berbentuk patung yang dibuat sedemikian sehingga dapat menari mengikuti irama musik tradisional gondang

Gedung Kesenian, bangunan tempat atraksi budaya dan seni, berada di Tuktuk Siadong

Obyek Wisata Alam

Batu Marhosa, berada di sigarantung, desa Parmonangan adalah fenomena alam batu benafas atau dapat menghembuskan udara

Goa Marlakkop, di desa Tanjung

Pagar Batu dan Bottean, di Lontung

Pantai Ambarita, tempat pemandian dan pemancingan

Aek Natonang, berlokasi di dsa tanjungan merupakan danau di atas danau dan direncanakan sebagai areal Hutan Wisata seluas 105 Ha.

Pulo Tao, restoran dan camping ground berada di Pantai Desa simanindo.

Tuktuk Siadong, kawasan berbentuk tanjung peninsula yang strategis sehingga saat ini menjadi pusat kegiatan wisata (central tourism district), dipenuhi oleh usaha hotel dan restoran serta pelukis dan pengukir.

Bukit Beta Kite Internasional, areal khusus di Tuktuk Siadong yang telah ditabalkan oleh Gubernur Sumatera Utara Bpk. T. Rizal Nurdin pada Bulan Agustus 2004 menjadi lokasi permainan layang-layang Internasional



Kecamatan Pangururan
Obyek Wisata Alam

Pemandian Air Panas, berjarak 3 KM dari Kota pangururan

Obyek Wisata Sejarah

Terusan Tano Ponggol, terusan yang memisahkan Pulau Samosir dengan Pulau Sumatera yang dibuat oleh Kolonial Belanda dan sampai sekarang masih berfungsi.

Persanggarahan, bangunan peninggalan colonial Belanda yang pada saat ini digunakan sebagai kantor dan kediaman Penjabat Bupati Samosir, berada di Kota Pangururan.

Patung Liberty Malau, Sebuah eptembe bersejarah pejuang angkatan 45 yang membantu kemerdekaan Republik Indonesia.

Obyek Wisata Seni dan Budaya

Open Stage, bangunan panggung terbuka yang berada di tengah Kota Pangururan sebagai tempat atraksi seni dan budaya.

Komunitas Tenun Ulos Batak, kelompok masyarakat yang mengerjakan tenun tradisional ulos batak di desa Lumban Suhi-suhi berjarak + 4 Km dari Kota Pangururan.



Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Obyek Wisata Alam

Gunung Pusuk Buhit, asal mula suku Batak

Aek Boras, sumber mata air Guru Tatea Bulan

Aek Sipitu Dai, Sumber air yang dapat dialirkan menjadi tujuh saluran dan memiliki tujuh rasa serta dapat diyakini menyembuhkan berbagai penyakit.

Batu Sawan, Batu tempat air rasa jeruk purut

Pulo Tulas, Pulau kecil di tengah Danau Toba

Obyek Wisata Sejarah

Batu Parhusipan, tempat pertemuan Si Boru Pareme

Batu Pargasipan,

Batu Nanggor, Bukit martil batu tempat Seribu Raja menempa senjata

Batu Hobon, batu tempat penyimpanan barang pusaka.

Sigulatti, Tempat di pegunungan Pusuk Buhit yang diyakini asal mula orang Batak.



Kecamatan Onan Runggu
Obyek Wisata Alam

Lagundi Sitamiang, lokasi untuk perkemahan yang dilengkapi dengan pondok remaja

Tambun Surlau, tempat pemandian alam dengan air yang segar dan udara yang sejuk

Hariara Na Bolon, fenomena alam dimana bebrapa pohon beringin (hariara) menyatu membentuk pohon yang sangat besar

Pantai Bebas Sukkean, pantai dengan pasir putih yang masih alami dan telah sering dikunjungi wisatawan mancanegara untuk mandi dan berjemur.


Kecamatan Harian Boho
Obyek Wisata Alam

Menara Pandangan Tele, menara tmpat memandang panorama Danau Toba dari ketinggian pegunungan Tele.

Partukko Naginjang, di Desa Martahan

Janji Martahan, tempat pendaratan peterbang laying

Air Terjun Sampuran Efrata Sosor Dolok, dengan tinggi 26 M dan lebar 10 M berada 3 KM dari Harian Boho

Mata Air Pohan Pokki, di Sihotang berjarak 2 KM dari Pelabuhan Sihotang



Kecamatan Nainggolan
Obyek Wisata Sejarah

Batu Guru, Sebuah Batu yang mempunyai tiga pondasi yang diyakini menjadi slogan orang Batak yaitu “dalihan Natolu “

Obyek Wisata Alam

Pantai maria Raja, Pantai bebas di Desa Maria Raja dengan pasir putih dan air danau yang jernih untuk pemandian dan rekreasi.


Kecamatan Sitio-Tio
Obyek Wisata Sejarah

Mata Air Datu Parngongo, + 4 Km dari Dermaga Tamba adalah mata air bertuah yang dibuat oleh seorang Datu Parngongo yang terdapat di lerng bukit yang sangat curam.

Obyek Wisata Alam

Pantai bebas, Lokasi di desa Sabulan

Pemandian Boru Saruding, berada di Ranssangbosi sekitar + 35 Km dari Pangururan.


Kecamatan Ronggurnihuta
Obyek Wisata Alam

Danau Sidihoni, sebuah danau di tengah Pulau Samosir yang menjadi keunikan tersendiri dengan sebutan danau diatas danau.

Aek Liang, sebuah fenomena alam mata air di dalam goa.

Gua Sidam-dam

Batu Sidam-dam, batu hitam yang masih suci dan sacral

Obyek Wisata Sejarah

Simalinting, sebuah kubur besar


Kecamatan Palipi
Obyek Wisata Sejarah

Batu Rantai, di Kota Mogang

Piso Somalim, merupakan tempat bersejarah di Mogang

Obyek Wisata Alam

Air Panas Simbolon, kawasan berbatu belerang dimana terdapat mata air panas yang masih alami.

Objek Wisata Gunung Rinjani Lombok Tempat menarik yang bisa ada lihat di Taman Nasional Gunung Rinjani Lombok.



Berbagai jenis burung juga mendiami hutan di taman nasional ini yang paling terkenal dan juga menjadi icon di taman ini adalah Burung kakatua yang sangat sulit ditemukan di bagian barat pulau ini. Berbagai jenis hewan, serangga, burung, dan kera punya cara tersendiri untuk hidup bertahan terhadap serangan dari babi hutan.

Jenis cemara kasuarina adalah ciri khas dilereng pegunungan yang ditutupi rumput. Anggrek juga merupakan bunga utama di wilayah padang rumput ini seperti halnya bunga abadi/edelweiss yang tumbuh di batang-batang pohon yang merupakan icon indah di taman ini. Dibawah ini disebutkan berbagai cerita yang diambil dari para penduduk desa ini yang merupakan kumpulan ceritera tradisional turun-temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya di dekat dusun Senaru ini:


Bunut Ngengkang
Ini adalah tempat persinggahan pertama untuk istirahat dimana jalan-jalan setapak dari senaru dan semokan bertemu. Ini adalah pohon beringin yang lebar di bagian bawahnya yang nampak seperti orang yang berdiri de
ngan kaki yang agak berjauhan/mengangkang untuk itulah dinamakan bunut ngengkang. Andongan tambing salah satu pintu masuk hutan dan juga merupakan camp pertama untuk pendakian rinjani. Diharapkan para pendaki lebih berhati-hati di lereng terjal ini


Peristirahatan Pos Dua Setengah Perjalanan ke Puncak
Ini adalah tempat persinggahan kedua untuk istirahat dan merupakan sebuah batu yang dinamakan” batu penyesalan”, tempat ini sebagai tanda dimana para pendaki merasa ada pergolakan batin apakah akan tetap melanjutkan pendakian atau kembali karena perjalanan masih jauh ke depan untuk mencapai tujuan yang akan dituju setelah lama berjalan. Biasanya makan waktu sekitar 2 jam berjalan kaki dari bunut ngengkang]

Gua

Ada tiga gua yang paling terkenal seperti: goa susu, goa paying, dan goa manik. Goa susu adalah tempat ideal untuk tempat meditasi. Orang-orang dengan fikiran kotor and jahat dengan sendirnya akan kesulitan memasuki goa ini yang mana goa ini punya jalan masuk yang sempit tetapi hanya orang-orang yang bersih saja yang dengan mudah bisa memasukinya. Didalan goa air menetes dari ujung batu yang nampak seperti putting susu, jadi orang bilang air di dalam goa rasanya sangat beda. Di dalam goa susu terasa panas and banyak asap yang nampak seperti asap dapur untuk itulah orang-orang menamakannya kukus atau rumah yang panas dan juga orang-orang kadang-kadang menyebutnya tempat untuk rentogent/sinar laser.


Pemandian Air Panas untuk pengobatan
Aik kalak artinya: air panas dan dipakai untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan salah satunya adalah pengkereman jembangan yang artinya tempat mandi air panas untuk menguji kekuatan magisnya. Jika senjata menjadi lengket itu tandanya kualitas senjata tidak bagus dan tidak memiliki kekuatan magis. Tetapi jika senjata tetap tidak berubah/lengket itu tandanya kekuatan supranatural dan kekuatan akan terus bertambah. Bisa juga dengan mandi panas di tempat ini sebagai bahan obat dari santan kelapa. Setelah memasukkan sebotol santan kelapa di dalam air panas jika cairan jadi jernih berminyak bisa dijadikan minyak obat dimana minyak obat ini dipakai untuk hal-hal dengan tujuan bagus di namakan juga siu satunggal yang artinya diapakai untuk menyembuhkan seribu jenis penyakit



Kawah Danau Segara Anak
Danau segara anak sangat luas nampak seperti laut biru. Nama segara anak sendiri artinya anak laut. Danau ini banyak menyimpan berbagai misteri dan kekuatan gaib. Orang akan merasa senang untuk tinggal berlama-lama di tempat ini karena banyaknya arwah-arwah yang misterius yang mendiami tempat di sekitar danau ini. Orang-
orang setempat percaya jika danau nampak luas dari kejauhan itu tandanya mereka hidup lebih lama tetapi jika danau nampak sempit dari kejauhan itu tandanya mereka berumur pendek. Agar tidak pesimis dengan keyakinan ini ada baiknya orang-orang secepatnya membersihkan dirinya dengan mengeluarkan/memperlihatkan jiwa-jiwa yang tenang dan tetap menatap danau dengan senang. Di dalam area danau ini tidak boleh/dilarang melakukan hubungan seksual, marah atau berkata kotor dimana kita harus bersabar pada saat menghadapi masalah.

Local Strawberry
Jenis tanamanm ini tumbuh disepanjang jalan menuju rinjani, tanaman ini berduri seperti mawar dan buahnya berwarna merah aseperti strawwbery rasanya manis dan sediokit asam dan juga baik untuk di makan pada saat para pendaki merasa kelaparan atau kehausan.

Edelweis atau Bunga Keabadian
Tanaman dan bunga jenis ini tidak boleh dibawa karena hanya tumbuh di sekitar taman dan di alam kerajaan roh gaib. Waktu itu bila seseorang menginginkan bunga ini harus punya keberanian untuk bertarung dan mempertaruhkan nyawanya oleh karena itu bunga ini di namakan sandar nyawa. Bunga tidak akan pernah layu dan tua karena terisi oleh arwah misterius.

Puncak Gunung Rinjani
Orang-orang Lombok percaya kalau dipuncaknya ada bersemayam Dewi Anjani Ratu Jin dan penguasa rinjani. Di bagian selatan timur puncak ini adalah hamparan debu yang dinamakan segara muncar yang juga istana gaib Ratu Dewi Anjani dan para pengikutnya, tetapi mereka adalah jin-jin yang baik. Konon ceritanya arwah Dewi Anjani adalah seorang putri raja yang tidak mengijinkan putrinya kawin dengan pacarnya. Di tempat mata air itu yang dinamakan mandala dia menghilang dari alam nyata pindah kealam gaib

Gunung Baru Jari atau Gunung Baru
Baru jari adalah nama gunung baru yang muncul ditengah-tengah segara anak. Dan orang – orang disekitarnya percaya bahwa gunung baru adalah pusat gunung rinjani dan oleh sebab itu pada saat gunung baru meletus tidak akan membahayakan orang-orang lombok kecuali bila letusannya berasal dari puncak gunung rinjani. Orang-orang bilang bahwa pada tahun 1994 letusan gunung baru disebabkan oleh kemarahan para arwah yang sedang membangun sesuatu karena batu-batu yang meletus tidak ditempatkan semestinya di kaki gunung baru.


ARUNG JERAM – Dari Bertualang hingga Bertamasya

Lama digeluti sebagai hobi, arung jeram berkembang menjadi wisata komersial sejak era sembilan puluhan. Berawal dari kenekatan segelintir pehobi, wisata pemicu adrenalin itu terus menggeliat. Operator-operator baru bermunculan. Mau tak mau, persaingan pun kian menajam. Agar bisa bertahan, dibutuhkan kejelian melihat animo pasar. Itu sebabnya, para operator membuat paket menarik untuk merayu konsumen. Yang pasti, wisatawan tak lagi sekadar menikmati ”galaknya” arus sungai yang sampai berbuih-buih itu.

Para petualang bersorak saat mengarungi jeram Sungai Cikandang.

Masyarakat di Sungai Citarik percaya , pernah ada seorang ibu yang sedang mencuci di sungai kehilangan anaknya karena dimakan ikan. Lokasi hilangnya anak tersebut kemudian dinamai Desa Cigelong (Ci = air, gelong = tertelan). Desa Cigelong saat ini menjadi meeting point dan start arung jeram yang diselenggarakan oleh operator Arus Liar, di Sukabumi Jawa Barat.
Masyarakat di seputar Citarik masih percaya bahwa pelaku kejahatan yang menyeberang Sungai Citarik pasti akan tertangkap. Mitos dan kepercayaan menjadi kekayaan batin penduduk di desa-desa sepanjang aliran Sungai Citarik.
Di sepanjang Sungai Citarik terdapat empat operator arung jeram. Pada mulanya hanya BJ’S di tempat ini. Lalu ada Arus Liar, Ardis dan Selaras. Dan pernah ada operator Citra tetapi kini sudah kolaps.
Arung jeram dewasa ini bukan lagi olahraga air yang asing bagi masyarakat. Sudah dikenal oleh pecinta alam sejak dekade 70-an. Pasalnya pada awalnya kegiatan arung jeram sempat bercitra buruk. Olahraga alam yang berisiko mencabut nyawa. Ini karena Citarum Rally yang menelan korban tujuh orang tewas pada tahun 1975.
”Waktu itu, reputasi arung jeram jadi sangat jelek. Musibah itu bisa terjadi karena banyak orang belum tahu arung jeram. Sama saja kita nggak bisa bawa motor terus disuruh ikut balap motor,” kenang Lody Korua, Direktur Utama PT Lintas Jeram Nusantara, pengelola Arus Liar, di Sungai Citarik, Sukabumi.
Lody yang bekerja bersama istrinya ini memulai usaha itu pada tahun 1995. Berawal dari hobi, kini usahanya berkembang pesat. Padahal dulu, tamu-tamu yang datang hanya segelintir pekerja asing di Indonesia. Kini, wisatawan lokal justru menjadi pasar utamanya.
Diungkapkan pula oleh surpervisor Arus Liar, Komarudin, pilihan Sungai Citarik ditempuh melalui survei panjang. Setelah dua tahun mengadakan survei yang dilakukan di banyak sungai, pilihan akhirnya jatuh pada sungai ini yang berhulu di Taman Nasional Gunung Halimun. Harapannya, debit sungai diperkirakan tidak terpengaruh di musim kemarau. Tetapi ternyata dalam satu tahun Arus Liar praktis hanya mampu beroperasi selama 8 bulan saja. Penebangan hutan menjadi salah satu faktor turunnya debit air di sepanjang Sungai Citarik.
Pada waktu Lody memulai kegiatannya, peralatan masih seadanya. Sekarang peralatan berkembang. Namun hingga saat ini mereka masih memesan peralatan dari luar negeri.

Paket Wisata
Arus Liar membagi jarak tempuh paket wisata arung jeram. Misalnya saja rafting sepanjang 13 kilometer dari meeting point menuju ke Desa Cikadu pelabuhan Ratu. Atau paket rafting yang dimulai dari Parakan Telu menuju ke Desa Citangkolo Kecamatan Cikidang sepanjang delapan kilometer. Dan paling pendek rute empat kilometer yang ditempuh selama satu jam.
Menyadari bahwa jualannya sangat terpengaruh oleh faktor alam, Lody Korua berimprovisasi mengembangkan jenis kegiatan lain. Pelanggan yang datang berulang, repeat customer, maka alternatif petualangan alam lain yang mereka pikirkan. Akhirnya diadakan fasilitas untuk kegiatan paintball (main perang-perangan seperti perang sungguhan), off-road (jalan-jalan di gunung naik jip), trekking (jalan-jalan di lereng gunung), berkemah, menginap di delta Citarik dalam rumah sederhana berbentuk saung, dan yang terakhir adalah fasilitas petualangan buat anak-anak.
Di tengah persaingan usaha yang cukup ketat, Arus Liar menyiasati dengan meningkatkan keamanan bagi tamu-tamu. Operator ini yang pertama memberlakukan kebijakan untuk tiap lima perahu didampingi satu perahu rescue. Mereka yang pertama melengkapi perahu rescue dengan tim medis. Antisipasi keadaan darurat dengan memelopori tim rescue darat menggunakan mobil off road. Kalau terjadi apa-apa, seperti mendadak banjir, evakuasi bisa dilakukan dengan lebih cepat.

Cikandang
Salah satu kiat dalam berusaha adalah meniru keberhasilan usaha. BJ yang pertama di Citarik, berasal dari pengelola arung jeram di Sungai Ayung, Ubud, Bali. Pada gilirannya pengelola di Sungai Ayung, Ubud Bali adalah operator arung jeram di banyak sungai terkemuka dunia yang berawal dari keberhasilan di Sungai Colorado,AS. Loddy Korua pun berawal dari BJ sebelum ia mengelola Arus Liar.
Rupanya usaha getok tular ini pun menjangkit ke kawasan lain di Jawa Barat. Di Sungai Cisadane dan hulu Ciliwung pun ada yang mengelola kegiatan arung jeram. Memang tidak sebesar dan seterkenal di Citarik. Sedangkan yang baru di Sungai Cikandang, Garut.
Bila Citarik telah terkelola rapi, Sungai Cikandang, Bungbulang, Garut justru menanti kehadiran investor. Dengan sejumlah kelebihan, Cikandang dipandang punya potensi sebagai pilihan wisata arung jeram. Apalagi saat berjalan menuju lokasi start kita disuguhi aneka panorama. Jalurnya juga menantang. Dari aspal mulus hingga medan off-road berbatu-batu.
Sungai yang punya tingkat kesulitan 3 – 4 itu telah lama diarungi para pehobi arung jeram. Walau tak ada data pasti, namun sejak akhir sembilan puluhan Cikandang berhasil merayu kedatangan para petualang. Mereka datang dari mana-mana. Dari tingkat lokal hingga luar daerah, seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Bali dan lainnya.
Bagi wisatawan pencari kenikmatan adrenalin alias olahraga pacu jantung itu, Cikandang adalah tempat yang tepat. Karakteristik jeram yang menantang dan layak diarungi berbalut dengan panorama alam. Tebing-tebing batuan andesit dengan selingan akar pohon tua amat memanjakan mata. Di daerah datar, tumbuh permukiman penduduk yang jumlahnya tak banyak.
Pesona alami berpadu dengan jeram yang penuh kejutan tentu membuat rasa penasaran para petualang. Tiap kali mata menatap rangkaian jeram yang ganas, seolah hati ini bergetar. Kadang getaran itu berupa kekhawatiran, bahkan mungkin ketakutan. Tapi yang lebih sering, getaran itu hampir persis seperti giuran ”syuur” ketika seseorang menatap wanita berparas cantik.
Air sungai berhulu di Gunung Papandayan ini amat jernih. Polusi masih jauh dari sini. Tak ada pabrik dan perilaku jorok pengaruh kota besar. Penduduk lebih banyak memanfaatkan derasnya sungai sebagai pembangkit listrik tenaga air berupa kincir.
Lokasi finish yang dekat dengan pesisir selatan pantai Desa Cijayana, Bungbulang makin menambah keasyikan. Empat ratus meter di depan, mata disuguhi panorama pantai. Jadi kalau mau berlanjut dengan penyisiran pantai, sungguh sesuai dengan idaman.

Sulit Bisnis
Menurut Fajar Bakri dari Boogie Adventure Club, Cikandang jadi favorit petualang gara-gara debit airnya yang cenderung stabil. Walau surut saat kemarau, jeram sungai ini tak banyak yang hilang. ”Kita masih bisa menikmati jeram ber-grade tiga. Tantangannya juga masih ada.” Keistimewaan itu tentu amat memanjakan para petualang. Cikandang tak kenal musim pengarungan.
Kondisi itu tampaknya tak banyak dijumpai di sungai-sungai Jawa Barat. Maraknya penebangan liar di kawasan hulu tentu berdampak langsung bagi debit air sungai. Itu sebabnya, saat kemarau, operator wisata arung jeram di sungai Sungai Citarik menjerit.
Variasi jeram yang tergolong komplet, juga menjadi daya tarik tersendiri. Ini diakui Bakri. Di sungai ini, manuver yang dilakukan haruslah tepat. Bila salah langkah, hanya dalam hitungan beberapa detik perahu akan mengalami flip (terbalik). Atau lengah sedikit, tubuh bakal tertendang jeram.

”Di Cikandang, kita nggak perlu nunggu lama buat dapat jeram. Beberapa meter dari lokasi start, di depan sudah ada jeram ”selamat datang”. Apa nggak asyik tuh,” ujar Adiningrat, pehobi arung jeram bersemangat. Buat yang pertama kali turun, tentu kejutan itu terasa istimewa.
Selain jeram ”selamat datang”, ada sederet jeram dengan tingkat kesulitan tinggi yang telah menunggu. Sebut saja, Jeram Bangkai, Jeram Sobek, Jeram Erlan Hole, Jeram Tepung, Jeram Batu Nunggul, Jeram Panjang, Jeram Anis, Jeram Parakan Lubang dan Jeram Goodbye. Selama empat jam, kita bisa menikmati semua itu.
Walau punya sederet kelebihan, bukan berarti Cikandang jadi favorit di mata operator arung jeram. Jauhnya perjalanan ke lokasi start menjadi hambatan tersendiri. Ini jelas mempengaruhi perhitungan harga jual dan waktu kegiatan. Meski begitu, beberapa operator dan klub pecinta alam memasukkan nama Cikandang dengan option khusus.
Kata Bakri, dulu ada operator bernama You Can Raft yang coba menjual potensi wisata sungai ini. Tapi itu tak berlangsung lama. Mahalnya harga paket, membuat para peminat surut. Padahal mereka telah membuat paket terpadu. Racikan antara kemping di hutan, arung jeram dan diakhiri dengan offroad.
”Lamanya kegiatan itu, juga berpengaruh untuk paket wisata yang ditawarkan. Orang kan biasanya pengen arung jeram buat ngisi waktu weekendnya. Nah, sekarang kalau kita ke sini (Cikandang), paling tidak butuh waktu minimal tiga hari,” ujar Bakri yang dibenarkan dengan anggukan oleh Adi. Bakri lantas berharap, pembangunan jalan lintas selatan Jawa Barat dapat selesai dalam waktu dekat. Dengan begitu, investor pun datang untuk menggarap. Apalagi bila didukung oleh pemerintah daerah.

INFORMASI LENGKAP TENTANG PULAU LOMBOK & GILIS

PULAU LOMBOK-NUSA TENGGARA BARAT

Lombok adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara yang dipisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelat barat dan Selat Alas di sebelah timur dari Sumbawa.Pulau ini mempunyai keluasan 4,725 km².


Kata banyak orang, Lombok merupakan Pulau Bali kedua. Pantainya bersih, ombaknya besar, tenang, dan eksotis. Melihat berbagai kelebihan yang dimiliki Lombok, khususnya Lombok Barat, maka tidak heran jika daerah ini pun menjadi pilihan tujuan wisatawan lokal dan para pelancong mancanegara.

Kelebihan Lombok bukan hanya dari potensi kekayaan alamanya saja, tapi juga sarana transportasi untuk menuju ke sana relatif mudah, murah, dan banyak alternatif.

GILI TRAWANGAN

Gili Trawangan adalah yang terbesar dari ketiga pulau atau gili (Kepulauan Gili) yang terdapat di sebelah barat laut Lombok. Trawangan juga satu-satunya gili yang ketinggiannya di atas permukaan laut cukup signifikan. Dengan panjang 3 km dan lebar 2 km, Trawangan berpopulasi sekitar 800 jiwa. Diantara ketiga gili tersebut, Trawangan memiliki fasilitas untuk wisatawan yang paling beragam; kedai Tîr na Nôg mengklaim bahwa Trawangan adalah pulau terkecil di dunia yang ada bar Irlandia-nya. Bagian paling padat penduduk adalah sebelah timur pulau ini.


Trawangan punya nuansa "pesta" lebih daripada Gili Meno dan Gili Air, karena banyaknya pesta sepanjang malam yang setiap malamnya dirotasi acaranya oleh beberapa tempat keramaian. Aktivitas yang populer dilakukan para wisatawan di Trawangan adalah scuba diving (dengan sertifikasi PADI), snorkeling (di pantai sebelah timur laut), bermain kayak, dan berselancar. Ada juga beberapa tempat dimana para wisatawan bisa belajar berkuda mengelilingi pulau.

Di Gili Trawangan (begitu juga di dua gili yang lain), tidak terdapat kendaraan bermotor. Sarana transportasi yang lazim adalah sepeda (disewakan oleh masyarakat setempat untuk para wisatawan) dan cidomo, kereta kuda sederhana yang umum dijumpai di Lombok. Untuk bepergian ke- dan dari ketiga gili itu, penduduk biasanya menggunakan kapal bermotor dan speedboat.

GILI MENO

Gili Meno adalah salah satu dari 3 pulau kecil yang berada dikawasan wisata.Letaknya diantara gili trawangan dan gili air.Dari mataram sekitar 45 menit perjalanan menempuh kawasan wisata senggigi yang berlatarkan pemandangan pantai yang menakjubkan atau pun melalui kawasan wisata hutan monyet pusuk dengan ditemani hutan lindung yang lebat.Disini terdapat taman burung yang mempunyai koleksi burung-burung langka dari indonesia dan mancanegara.Pasirnya putih dan masih alami sangat cocok untuk dijadikan tempat berlibur keluarga.

GILI AIR

Pulau Gili Air adalah pulau yg terdekat dengan daratan pulau Lombok, Pulau ini juga memiliki pantai yg sangat putih dan hamparan terumbu karangnya.

Diantara ketiga pulau pulau di bagian utara pulau Lombok, Gili Air lah yg memiliki kampung terbesar. Di pulau ini juga terdapat berbagai macam aneka hotel dari bintang hingga kelas melati juga restoran yg menyediakan berbagai macam makanan mulai dari makanan khas Lombok hingga makanan Eropa.

Danau Kelimutu

Perjalanan sekitar tiga jam dari Kota Maumere, Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), ditempuh dengan sebuah mobil sewaan melintasi jalan berkelok-kelok, jurang dan tebing, serta kondisi jalan yang tidak mulus. Terasa melelahkan dan penuh tantangan, apalagi perjalanan dilakukan pada dini hari. Namun semuanya sirna setelah memasuki Kampung Moni, kampung terdekat menuju Danau Kelimutu. Ibu-ibu menawarkan kain tenun Lio yang dijual di kaki Gunung Kelimutu yang menjadi pelataran parkir kendaraan pengunjung danau tersebut. Kain tenun Lio merupakan salah satu potensi lokal yang dijual masyarakat setempat bagi wisatawan. Warna-warna Danau Kelimutu terus berubah. Perubahan itu bisa saja disebabkan oleh kandungan mineral, pengaruh biota jenis lumut dan batu-batuan di dalam kawah tersebut. Bagi masyarakat setempat perubahan warna itu mempunyai makna tersendiri.

Kampung Moni terletak di Desa Koanara, Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende yang berjarak 13 kilometer dari Danau Kelimutu. Dari Moni hanya dibutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk mencapai bibir Danau Kelimutu. Tepat pukul 08.15 Wita, setelah melintasi jalan setapak sekitar satu kilometer, kami tiba di bibir Danau Kelimutu.

Danau tiga warna di puncak kawah Gunung Kelimutu yang menjadi salah satu dari keajaiban dunia ini, benar-benar mempesona dengan keindahan dan misteri yang tersimpan di puncak gunung setinggi 1.690 meter di atas permukaan laut itu.

Kelimutu merupakan gabungan dari kata keli yang berarti gunung dan mutu yang berarti mendidih. Kelimutu adalah satu dari sekian daerah tujuan wisata yang sangat terkenal di Pulau Flores, selain komodo, kampung tradisional Bena, dan Taman Laut Riung yang indah. Danau vulkanik dianggap ajaib dan misterius karena warna ketiga danau tersebut berubah-ubah, seiring dengan perjalanan waktu. Sebelumnya warna danau ini adalah merah, putih, dan biru.

Pada pertengahan 2006 lalu terjadi beberapa kali perubahan terutama untuk dua danau yang letaknya bersebelahan yakni Danau Arwah Muda-mudi (tiwu nua muri ko'o fai) dan Danau Arwah Tukang Tenung (tiwu ata polo). Danau Arwah Muda-mudi yang sebelumnya berwarna hijau, pada Juni tahun lalu sempat berubah menjadi biru. Sementara Danau Tukang Tenung atau Orang Jahat yang sebelumnya berwarna cokelat tua berubah warna agak kemerah-merahan.

Satu danau yang terpisah, Danau Arwah Orangtua (tiwu ata mbupu) tetap berwarna hijau
tua/lumut. Namun, pada Desember lalu ketika Pembaruan berkunjung ke danau tersebut Danau Arwah Muda-mudi kembali berwarna hijau, Danau Orang Jahat menjadi biru tua, dan Danau Orangtua menjadi cokelat kehitaman. Warna air Danau Kelimutu adalah misteri alam.

Pagi hari adalah waktu yang terbaik untuk menyaksikan Danau Kelimutu. Menjelang tengah hari, apalagi sore hari, biasanya dana
u diselimuti kabut yang menghalangi pandangan. Itu sebabnya para wisatawan biasanya bermalam di Kampung Moni dan baru berangkat ke Gunung Kelimutu dini hari. Kelimutu terletak sekitar 66 kilometer dari Kota Ende dan 83 kilometer dari Kota Maumere.

Dari Maumere dapat menggunakan kendaraan sewaan sekitar Rp 600.000 untuk perjalanan Maumere-Kelimutu-Maumere. W
aktu perjalanan bisa ditentukan sendiri dan pengunjung dapat mencapai puncak Kelimutu. Untuk biaya yang lebih murah dari Maumere dapat menggunakan bus umum dengan biaya Rp 25.000, namun hanya sampai di Kampung Moni, tetapi sulit mendapatkan bus yang tiba pagi hari di kampung itu sehingga harus menginap di tempat itu. Perlu juga menyewa kendaraan pribadi atau ojek untuk mencapai puncak danau.

"Kalau dengan kendaraan sewaan pengunjung bisa mampir di beberapa desa tradisional dan perjalanan diatur sesuai kesepakatan. Biasanya sekali jalan hingga pulang, butuh delapan jam dengan harga Rp 600.000. Waktu tersebut sudah lebih dari cukup termasuk dua jam penuh menikmati Danau Kelimutu dan sekitarnya," kata Paul Yanca, sopir yang biasa menyewa
kan kendaraan pribadinya.

Selain dari Maumere, Kelimutu juga dapat dicapai dari Ende menggunakan bus antarkota ataupun kendaraan sewaan, dengan harga dan waktu perjalanan yang relatif tidak jauh berbeda.

Sebuah cottage dari kayu adalah salah satu dari alternatif penginapan di Kampung Moni sebelum atau sesudah mengunjungi Danau Kelimutu. Tarif yang relatif murah dan pemandangan alam yang menarik merupakan kenikmatan bagi wisatawan dengan dana terbatas. Kelimutu diyakini juga sebagai tempat bersemayamnya arwah-arwah manusia. Danau yang terlihat pada gambar merupakan danau arwah orang tua (tiwu ata mbupu) letaknya terpisah dari dua danau lain yang saling berimpitan.

Untuk menginap di Kampung Moni terdapat sekitar 20 homestay yang dikelola penduduk dengan tarif Rp 25.000- Rp 50.000 per malam. Cottage milik pemerintah bertarif Rp 75.000-Rp 85.000
. Kawasan Kelimutu dikelilingi hutan dengan flora yang jarang ditemukan di wilayah Flores. Ada pinus, cemara, kayu merah dan edelweiss. Sedangkan fauna yang ada seperti rusa, babi hutan, ayam hutan dan elang.

Apa yang terlihat saat ini tidak jauh berbeda dengan kondisi 15 tahun lalu ketika Pembaruan mengunjungi kawasan tersebut. Hanya sedikit perbedaan, jika 15 tahun lalu kendaraan pengunjung bisa mencapai bibir danau, saat ini kendaraan hanya bisa sampai di kaki gunung dan butuh 30 menit berjalan kaki menuju bibir danau ajaib itu.

Masyarakat setempat mempercayai bahwa Gunung Kelimutu keramat dan memberikan kesuburan pada alam di sekitarnya. Dalam beberapa kesempatan biasanya ada upacara masyarakat setempat dan memberikan sesajen kepada "arwah" yang menjaga kawasan tersebut.

Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antardanau adalah dindin
g batu sempit yang mudah longsor. Dinding terjal tersebut memiliki sudut kemiringan 70 derajat dengan ketinggian antara 50 sampai 150 meter.

Gunung Keli
mutu pernah meletus pada 1886 dan meninggalkan tiga kawah berbentuk danau tersebut dan ditetapkan sebagai taman nasional sejak 26 Februari 1992. Kelimutu juga merupakan tempat yang bagus bagi yang menyukai hiking dan menikmati kawasan desa pegunungan tropis.





Wisata kota Madiun

Madiun memang mungkin kota kecil yang damai dan tenang, yang sebutannya adalah ”Kota Gadis”, jangan salah…maksudnya Gadis adalah Perdagangan dan Industri. Jadi ciri khas kekayaan alamnya mungkin tidak terlalu tersohor, tetapi Madiun dan kota-kota tetangganya tetap mempunyai beberapa obyek wisata alam yang benar-benar masih ”Gadis”.

Kebun kopi di Kecamatan Kare

Terletak sekitar 10 km arah timur kota Madiun, perkebunan kopi ini dulunya adalah peninggalan penjajahan Belanda. Berada di atas bukit lereng gunung Wilis yang udaranya sangat adem, mirip dengan Puncak. Pemandangannya pun tak kalah dengan kawasan puncak. Dan tentu saja suasananya masih begitu alami. Tapi untuk menjangkaunya, anda harus mengendarai kendaraan 4WD, karena terjalnya jalan. Tapi justru itu adalah yang menarik dari wisata ke tempat ini.

Monumen Kresek (Peristiwa Madiun 1948)
Yang satu ini bukan pure wisata alam sih, Cuma letaknya ada di lereng Wilis, tak jauh dari kebun kopi, yang lumayan adem juga. Wisata ini adalah wisata sejarah, dimana tempat terjadi tragedi Madiun tahun 1948. (Saya nggak mau cerita lebih banyak, karena ngeri duluan). Di tempat yang sama juga ada hutan wisata yang bernama Grape, serta bumi perkemahan yang lumayan luas, yang sering dipakai untuk acara-acara perkemahan. Tempat ini sebenarnya sangat cocok untuk acara lintas alam dan outbound.

wisata_clip_image006.jpgwisata_clip_image004.jpg

Waduk Bening
Terletak 40 km arah timur dari kota madiun, waduk ini seluas 860 km2, terletak di tengah-tengah hutan jati Saradan. Tempat ini memiliki scene yang sangat indah saat sunrise, dengan latar belakang waduk dan hutannya. Biasa juga dipakai untuk bumi perkemahan.

wisata_clip_image002.jpg

Telaga Sarangan

Terletak di wilayah kota Magetan (30km arah barat dari Madiun), telaga ini benar-benar tempat getaway yang perfect yang mudah dijangkau dari Madiun. Tempatnya yang berada di lereng gunung Lawu, dengan hutan pinusnya yang hijau, dan hawa yang begitu sejuk.

p1010212.jpg

Di seputaran telaga terdapat berbagai obyek menarik, diantaranya speed boat dan perahu dayung yang bisa disewa untung mengelilingi danau, serta kuda yang bisa disewa untuk jalan-jalan keliling danau. Juga terdapat berbagai macam restoran hingga kedai makan yang menyajikan berbagai macam makanan, yang khas dari tempat ini adalah sate kelinci, hmmm…rasanya enak, empuk dan gurih, serta rendah kolesterol. Makanan lain cukup standard, tapi yang saya sarankan adalah gurame atau nila goreng atau bakar dimakan dengan lalapan serta sambel segar dan nasi yang panas-panas, sangat nikmat disantap di udara yang dingin.

Hotel juga banyak tersedia, mulai dari yang murah (seharga Rp. 60 ribu/malam) hingga yang bertarif lumayan (Rp. 400 ribu/malam). Pilihan hotel dan restoran juga terdapat di kaki telaga sarangan, sekitar 4-5 km di bawah telaga, dengan harga yang tentunya relatif lebih murah daripada di seputar telaga. Tapi yang pasti kita masih dapat menikmati suasana yang sejuk, mirip seperti di tretes. Sekedar tips untuk anda, jangan lupa memilih hotel atau penginapan yang menyediakan air panas, karena anda tentunya tak ingin mandi dengan ”air es”. Juga tersedia vila yang disewakan kepada wisatawan, rata-rata seharga Rp. 250 ribu / malam saat low season, dengan dua kamar tidur).

Telaga Ngebel

Secara geografis terletak di wilayah Kabupaten Ponorogo, tetapi lebih dekat dijangkau dari rumah saya (Desa Dolopo, hanya 25 km ke arah timur). Jarak tempuh dari kota Madiun, kira-kira 40 km. Tempat ini benar-benar adalah sebuah ”perfect getaway”, karena lain dengan Telaga Sarangan, Ngebel menyajikan sebuah pemandangan dan suasana yang begitu perawan, jauh beda dengan Sarangan yang cenderung ramai dan padat. Masih belum banyak bangunan di sekitar Ngebel ini. Luas telaganya juga sekitar 3x lebih luas dari pada Sarangan, dan Ngebel adalah sebuah danau alam, yang dahulunya adalah bekas letusan gunung berapi.

ngebel.jpg

Ngebel berlokasi di lereng gunung Wilis. Udaranya lumayan sejuk, meskipun tidak sedingin Sarangan (secara geografis ketinggian Sarangan lebih tinggi dari permukaan laut). Di sekeliling danau, banyak sekali pepohonan tua berusia ratusan tahun, hutan pinus dan juga binatang asli hutan gunung wilis, seperti monyet dan kijang. Untuk anda yang mencari ketenangan, tempat inilah adalah tempat yang sangat tepat.


Meskipun masih perawan, tapi juga ada hotel yang disewakan kepada pengunjung, meski tidak banyak. Harganya pun relatif lebih murah dibanding dengan Sarangan. Untuk obyek wisata, terdapat sebuah perahu motor di danau yang mampu memuat sekitar 10-15 orang untuk berkeliling danau. Hidangan yang disajikan, rata-rata dihasilkan dari hasil telaga sendiri, diantaranya ikan gurame dan nila yang sangat nikmat bila digoreng atau dibakar dan dinikmati dengan lalapan dan sambal serta nasi panas. Pilihan makanan lain juga ada, tetapi yang spesial adalah hidangan ikan tersebut, dan juga bakso isi telur puyuh yang tak kalah sedap. Dinikmati sambil duduk-duduk di pinggir danau, pasti sangat menggugah selera dan menenangkan hati.

Jadi, silakan mampir ke tempat-tempat tersebut jika Anda mengunjungi Madiun. Ketenangannya akan membuat anda merasa segar kembali saat kembali ke rutinitas sehari-hari.

Wisata Surabaya

Soerabaia Lama

Meninggalkan sosok kota bawah (beneden stad) yang dibangun pemerintah VOC sebagai port penting yang menghubungkan Nusantara. Acara dari "Wisata Surabaya" adalah ide mendadak yang digulirkan beberapa orang di awal September. Konsepnya sederhana, yaitu mengenali bentuk kota tua Surabaya dengan kekayaan budaya aslinya, termasuk wacana kuliner, pasar tradisional dan tentu saja sejarah di dalamnya dengan berjalan kaki menyusuri rekam jejak masa lalu kota yang berusia 700 tahun lebih ini.

Kota Eropa
Rute dimulai dari kantor pos besar yang terletak di jalan Kebonrojo (Regentstraat) yang berada di daerah alun-alun (sekarang Tugu Pahlawan). Jika mengamati daerah alun-alun ini, beberapa bangunan sisa peninggalan era kolonial masih tegak berdiri karena dialihfungsikan dan digunakan sampai sekarang. Jika kita melihat kantor Bappeda, Bank Mandiri dan kantor Gubernur Surabaya maka bayangkanlah bangunan serupa pernah menjadi bioskop Rialto, Lindeteves Stokvis dan Governours Kantoor di masa lampau. Beberapa sudah hancur meski menyisakan puing yang bisa kita lihat di Tugu Pahlawan, yang dulunya merupakan gedung Raad van Justitie.

Wilayah alun-alun atau taman kota (stadstuin) adalah pengembangan kedua dari lingkar kota Surabaya yang dibangun VOC. Inisialnya, Surabaya dibangun di daerah yang kini dikenal dengan daerah Jembatan Merah dan Kembang Jepun. VOC membagi blok benteng kota berdasar tepi alami berupa sungai (Kalimas) yang membelah kota menjadi dua. Pemisahan ini dikenal dengan keluarnya undang-undang Wijkenstelsel pada 1843. Sebelah barat sungai adalah daerah permukiman orang Eropa. Sementara sisanya adalah untuk orang Timur Asing (orang Arab dan etnis Cina).

Segregasi ini dimaksudkan pada awal perkembangan kota, namun lama kelamaan menjadi sebuah teritori spasial yang diwujudkan dengan pola pemukiman berciri. Daerah untuk orang Eropa dipenuhi dengan banyak karya arsitektur yang bergaya Eropa. Beberapa yang menjadi landmark, di antaranya deret bangunan di jalan Jembatan Merah, yang menghadap ke Kalimas (identik dengan pola di Belanda, di mana bangunan menghadap sungai). Bangunan-bangunan di sepanjang jalan ini membawa khasanah arsitektur kolonial awal dengan trademark pengunaan atap dan menara yang menyatu dengan bangunan dilengkap dengan dormer (jendela di atap).

Ciri ini bisa diamati di antaranya melalui bangunan yang kini menjadi kantor BII, bekas PT. Aperdi di jalan Jembatan Merah, atau Gedung Cerutu dan De Javasche Bank (sekarang BNI) di jalan Rajawali (heerenstraat). Bangunan-bangunan tersebut kebanyakan dibangun di akhir abad 19 atau awal abad 20 di mana pakem arsitektur yang berkembang masih melanggengkan pengaruh neo-klasik di Eropa.

Bangunan-bangunan neo-klasik yang lebih puritan bahkan masih bisa diamati pada bangunan yang sekarang menjadi kantor Polwiltabes Surabaya dan gedung PTPN XI. Penggunaan tiang-tiang klasik yang bergaya Yunani dan fasad simetris yang kaku masih nampak pada bangunan-bangunan tersebut.

Sementara bangunan yang lebih baru lebih dinafasi oleh semangat "kekinian" (modernitas) yang mewabahi Belanda di medio dekade 1920-an. Beberapa bangunan, di antaranya hasil karya FJL Ghijsels dan Nedam yang sangat dipengaruhi konsep De Stijl, dengan pola garis-garis dan asimetrisitas yang memang "in" pada masa tersebut. Ghijsels merancang hotel Internatio yang terletak di pertigaan Hereenstrat dan Willemsplein (sekarang Jl. Jayengrono), tempat di mana pada 1945 Mallaby terbunuh. Sementara Nedam adalah perancang kantor Gubernur Jawa Timur di daerah Tugu Pahlawan. Karya modern lain adalah PTPN XII karya CPW Shoemaker di Jl. Jembatan Merah dan Hotel Ibis di Jl. Rajawali yang mengusung spirit art deco (dominasi pengulangan unsur dekoratif) (yang jamak di Bandung).

Vreemde Oosterlingen Kamp
Sementara itu, tur yang diikuti oleh 9 peserta ini berlanjut menuju ke seberang sungai, di mana dulunya adalah wilayah untuk Vreemde Oosterlingen, atau orang Timur Asing - sebutan orang asing Asia non pribumi. Di batas terdekat dengan kawasan Eropa adalah kawasan Pecinan yang kini menjadi daerah Kembang Jepun dan jalan Panggung. Sementara di sisi utara terdapat kawasan Arab yang mengitari wilayah Ampel di mana terdapat makam Sunan Ampel. Rute yang ditempuh tur adalah menyusuri Jalan Panggung menuju Arabische Kamp. Fenomena menarik yang bisa diamati adalah perbedaan pola permukiman, di mana jika kawasan Eropa mengadopsi view ke arah sungai dari kota-kota di benua biru, maka sepanjang Jalan Panggung, yang dulunya pecinan, permukiman justu membelakangi sungai. Fenomena ini mirip dengan kawasan pecinan di daerah Pasar Gede Solo. Etnis Arab dan Cina berbaur di daerah transisi ini, sehingga tidak heran jika sekarang beberapa etnis Arab menghuni wilayah ini yang notabene arsitekturnya justru didominasi bentukan rumah etnis Cina di era kolonial.

Jalan Panggung bermuara dengan gerbang kawasan Ampel yang merupakan "kampung Arab" pada masa lalu. Pola permukiman di kawasan ini adalah organis, seperti halnya kawasan Pecinan. Bedanya, jika permukiman etnis Cina berkembang mengikuti jejalur kota (paths), maka kampung Arab lebih bersifat sirkular dengan pusatnya berupa masjid dan makam Sunan Ampel, yang masih mengangkat langgam tradisional asimiliatif antara Majapahit dan Cina (seperti pada menara Kudus). Beberapa peninggalan masa lalu bisa dijumpai di kawasan ini, seperti Hotel Kemadjoean yang dibangun pada 1928. Sayangnya, kepadatan penduduk di wilayah ini menumpulkan sense kawasan yang memisahkan nostalgia masa lampau dengan kenyataan pada masa sekarang. Padahal keturunan Arab masih mendominasi demografi kawasan ini di mana mereka mempertahankan karakter ekonomi lama dengan berjualan kitab, makanan tradisional dan parfum.

Merekam Masa Lalu
Setelah mencicipi makanan khas Timur Tengah di kedai Yaman, rute perjalanan dilanjutkan ke House of Sampoerna yang berada di utara kawasan. House of Sampoerna tadinya merupakan rumah tinggal pendiri pabrik rokok Sampoerna, Liem Siong Te yang kemudian menyatukannya dengan pabrik rokok. Lokasi rumah yang kini menjadi museum ini berdekatan dengan penjara warisan kolonial, Kalisosok sebelum kemudian pindah ke Jl. Bubutan. Rute sempat melewati Jembatan Petekan yang merupakan jembatan angkat, pada masa lalu untuk memudahkan rute kapal yang melewati Kalimas menuju pedalaman. Sisa dari jembatan angkat termasuk rerodanya masih ada di lokasi. Hal ini membuktikan bahwa Surabaya lampau dibangun dengan jejalur utama Kalimas, dengan moda kapal-kapal yang menyusuri. Oleh karena itu, tidak heran jika Bovenstad (Kota Atas) yang notabene pengembangan wilayah baru kota bergerak mengikuti rute Kalimas di situs yang sekarang menjadi Balaikota dan wilayah Darmokali.

Selepas House of Sampoerna, rute diakhiri di PTPN XI, dimana seperti dijelaskan di awal bahwa bangunan ini merupakan bangunan dengan langgam neo-klasik. Fasadnya simetris, dan banyak dihiasi elemen dekoratif mulai dari kolom sampai detail fasad. Volume bangunan ini sangat besar dan mengingatkan saya pada sosok Lawang Sewu di Semarang yang pernah saya kunjungi dalam rangka ekskursi tahun 2004 lalu. Konsepnya juga sama, berupa lobby pada ruang transisi utama, kemudian ruang terbuka di tengahnya, plus dengan suasana wingit-nya. Bedanya, PTPN XI sangat terawat dan masih digunakan.

PTPN XI menjadi penutup yang sempurna untuk mengakhiri catatan di balik tur Wisata Surabaya ini. Bahwa untuk melestarikan peninggalan masa lampau, tidak cukup dengan hanya membuat suatu perintah suaka cagar budaya belaka, namun menghormatinya dalam bentuk yang paling pantas, yaitu revitalisasi. Sebuah bangunan akan berfungsi optimal ketika ada interaksi antara objek fisiknya dengan struktur non fisik berupa kegiatan di dalamnya. Demikian juga dengan skala yang lebih besarnya, yaitu kota. Diperlukan suatu interaksi yang positif dalam wujud apresiasi terhadap elemen-elemen kota, termasuk penghargaan terhadap sejarah dan peninggalan masa lampau kota. Acara semacam "Mlaku-Mlaku Surabaya Lawas" yang digagas teman-teman "Wisata Surabaya" ini sangat efektif untuk membentuk suatu kesadaran "meruang" pada diri warga kota disertai dengan semangat untuk menghargai jejak panjang sebuah kota yang berumur lebih dari separuh milenium macam Surabaya. Jika tidak, kawasan eksotis ini akan dengan mudah tergilas laju buldoser modernisme yang makin meluas.

Visi saya sangat terbuka, meliarkan sebuah vivid dream untuk merekonstruksi sejarah masa lalu kota sebagai blueprint pengembangan kota Surabaya. Membayangkan Amsterdam of the East, dengan jejalur utama dari aliran Kalimas, dan kawasan "pedestrian-friendly" di wilayah benedenstad untuk membuka cakrawala ruang waktu ke masa lampau. Tetapi hal seperti itu membutuhkan kesadaran publik yang solid untuk mewujudkannya. Dan melalui rangkaian kegiatan seperti yang digagas "Wisata Surabaya" inilah kesadaran-kesadaran itu potensial muncul.


Untuk melihat lebih detail tentang kota surabaya klik disini.

Pulau Komodo



Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Komodo dikenal sebagai habitat asli hewan komodo. Pulau ini juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Pemerintah Pusat. Pulau Komodo berada di sebelah barat Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh Selat Sape.

Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau Komodo merupakan ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Tahun 2008, di pulau ini hanya terdapat sedikitnya 1200 ekor komodo. Ditambah dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca sehingga jumlah mereka keseluruhan menjadi sekitar 2500 ekor.

Selain komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam kayu sepang yang oleh warga sekitar digunakan sebagi obat dan bahan pewarna pakaian, pohon nitak ini atau sterculia oblongata di yakini berguna sebagai obat dan bijinya gurih dan enak seperti kacang polong.Sebagian besar masyarakat di pulau komodo berasal dari suku bugis.Pulau ini begitu eksotis karena terdapat pantai yang indah serta di dalamnya terdapat hewan komodo yg sebagian orang mengatakan bahwa hewan komodo adalah hewan masa purba yang masih hidup dan sangat langka.Tidak heran jika pada tahun 2009 pulau komodo masuk nominasi 7 keajaiban dunia.